UNS ACTIVE: "Achievement Orientation, Customer Satisfaction, Team Work, Integrity, Visionary, Entrepreneurship"

Demonstration Plant Teknologi Gasifikasi Cangkang Sawit Sebagai Sumber Energi Pemanas Agregat Keperluan Hot Mixed Asphalt di Kab. Sekadau, Kalimantan Barat


Tim Gasifikasi UNS (Dr Sunu H. Pranaolo, Dr Joko Waluyo dan Mahasiswa S1 an S2 Teknik Kimia UNS) mengembangkan Teknologi Gasifikasi Cangkang Sawit untuk pemanas agrerat hot mixed asphalt. Asphalt Mixing Plant (AMP) merupakan industri yang bergerak di bidang pembangunan jalan raya yang menggunakan bahan bakar minyak (solar) untuk pemenuhan kebutuhan panas proses pengeringan agregat di dalam rotay dryer. Bila kapasitas produksi agregat mencapai 60 ton/jam, maka kebutuhan solar sekitar ± 500 L/jam. Unit gasifikasi cangkang sawit hasil penelitian ini merupakan pilihan menarik pengganti bahan bakar minyak tersebut karena dapat menghasilkan gas mempan bakar (gas produser) yang komponen utamanya adalah CO dan H2. Penggunaan cangkang sawit di dalam negeri dapat menghemat devisa negara karena mengurangi beban impor bahan bakar minyak dan sekaligus mengurangi ekspor cangkang sawit yang berarti pengurangan ekspor unsur hara tanah yang tekandung di dalam cangkang sawit. Selain itu, unit gasifikasi ini dirancang menggunakan komponen dalam negeri sebanyak 80% yang berarti meningkatkan industri manufaktur dalam negeri.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa gasifikasi 40 – 45 kg cangkang sawit dapat menghasilkan gas sebanyak 70 - 75 Nm3 dengan nilai kalor bakar gas sebesar 5,50 – 5,80 MJ/Nm3 yang dapat memanaskan agregat sampai suhu 145 - 160oC yang dipergunakan untuk produksi 1 ton Hot-Mix Asphalt (HMA). Operasi produksi ini juga memerlukan energi listrik sebesar 6,70 – 6,95 kWh, menghasilkan residu arang sebanyak 13 – 15 kg dan menurunkan emisi CO2 ekuivalen sebanyak 40% bila dibanding dengan penggunaan bahan bakar minyak. Penurunan emisi CO2 ini karena cangkang sawit sebagai biomassa dipandang bersifat carbon neutral.

Studi kelayakan ekonomi menunjukkan bahwa dengan anggapan operasi produksi 1 ton hot-mix asphalt dengan konsumsi cangkang sawit sebanyak 45 kg/menit dapat menghemat biaya energi sebesar Rp 50.000,- sampai dengan Rp 130.000,- bila dianggap harga bahan bakar minyak solar sebesar Rp 9.000,-/L dan harga 1 kg cangkang sawit berada pada rentang Rp 700,- sampai dengan Rp 1.000,-. Jadi, penggunaan cangkang sawit berpotensi menurunkan biaya satuan produksi hot-mix asphalt sehingga berpotensi penghematan anggaran konstruksi jalan atau dengan anggaran sama dapat dilakukan penambahan panjang pembangunan jalan.

Talk to us

085 888 5555